Berikut adalah 5 Film Biopik Tentang Sejarah Bangsa Indonesia yang dilansir dari detikHOT :
1. Sang Pencerah
Film arahan sutradara
Hanung Bramantyo ini diadaptasi berdasarkan kisah nyata tentang pendiri
Muhammadiyah, Ahmad Dahlan. Sang Pencerah mengungkapkan sosok pahlawan
nasional itu dari sisi yang tidak banyak diketahui publik. Selain
mendirikan organisasi Islam Muhammadiyah, Ahmad Dahlan juga dimunculkan
sebagai pembaharu Islam di Indonesia.
Ia memperkenalkan wajah Islam yang modern, terbuka, serta rasional. Film
yang dirilis pada 2010 ini dibintangi oleh Lukman Sardi sebagai Ahmad
Dahlan, Ihsan Idol sebagai Ahmad Dahlan Muda, dan Zaskia Adya Mecca
sebagai Nyai Ahmad Dahlan.
2. Sang Kiai
Sang Kiai bercerita
tentang kehidupan, dan peran pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim
Asy'ari dalam proses kemerdekaan Indonesia. Sang tokoh utama yang
dimainkan oleh Ikranegara itu terkenal dengan Resolusi Jihad yang
menyulut perjuangan laskar santri dalam perang 10 November di Surabaya. Film
arahan sutradara Rako Prijanto itu berhasil membawa pulang empat Piala
Citra, termasuk salah satunya sebagai Film Terbaik 2013. Film tersebut
unggul dari 5 Cm, Belenggu, Habibie & Ainun, dan Laura & Marsha.
3. Soekarno : Indonesia Merdeka
Cerita dimulai tahun
1920-an, saat Soekarno muda tinggal di rumah HOS Cokroaminoto di
Surabaya. Dari Cokroaminoto, Soekarno belajar menundukkan hati rakyat.
Rakyat merupakan inspirasi Soekarno melakukan perjuangan melawan
penjajah. Keinginan Soekarno satu yaitu melihat Indonesia merdeka. Perjuangannya
menghadapi pemerintah Belanda dan melawan kekejaman penjajah Jepang,
membuat Soekarno harus menjalani kehidupan dari penjara ke penjara. Dari
lokasi pengasingan di Ende hingga Bengkulu.
Masa pembuangan di
Bengkulu mempertemukan Soekaro dengan Fatmawati. Ketertarikan Soekarno
terhadap Fatmawati, sama besarnya dengan hasratnya melihat Indonesia
merdeka. Soekarno
menemukan jalan kemerdekaan Indonesia, ketika Jepang mengalami
kekalahan perang Asia Timur Raya. Akhirnya pada 17 Agustus 1945,
Soekarno bersama Hatta mengumumkan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Film arahan Hanung Bramantyo ini menampilkan Ario Bayu sebagai pemeran
Soekarno.
4. Bung Hatta
Kali ini sutradara Erwin
Arnada dan penulis skenario Salman Aristo yang akan berkolaborasi untuk
membawa tokoh Bung Hatta ke layar lebar. Tawaran
pembuatan film tersebut muncul saat Erwin mengajar di salah satu
universitas tentang materi film. Saat itu ia diundang oleh Gubernur
Sumatera Barat untuk membuat film tentang tokoh dari daerah tersebut.
Hingga, kemudian tercetuslah ide untuk mengangkat sosok Bung Hatta.
Erwin yang sebelumnya
mengarahkan film Rumah di Seribu Ombak itu melakukan riset ke beberapa
sejarawan. Ada sekitar 50 buku dijadikan sebagai pedoman, ujarnya di
kawasan Gandaria beberapa waktu lalu. Erwin tertarik untuk mengingatkan kembali sekaligus memperkenalkan kepada penonton muda akan ajaran dan pemikiran Bung Hatta.
Sutradara berusia 50
tahun itu belum bisa bicara banyak mengenai plot lebih detail, termasuk
periode mana saja dari kehidupan Bung Hatta yang akan diangkat. Film
Bung Hatta rencananya akan memulai produksi pada Januari 2015. Belum
ada aktor yang dipilih untuk memerankan wakil presiden pertama di
Indonesia itu. Sebelumnya, peran Bung Hatta dimainkan oleh Lukman Sardi
di film garapan Hanung Bramantyo Soekarno : Indonesia Merdeka.
5. Guru Bangsa Tjokroaminoto
Reza Rahadian akan
berkolaborasi dengan sutradara kawakan Garin Nugroho untuk proyek film
biografi Hadji Oemar Said Tjokroaminoto. Bagi Reza, peran tersebut
seperti membuatnya terlahir kembali. Reza
mengaku tak terbebani memainkan peran sosok besar seperti
Tjokroaminoto, pelopor pergerakan di Indonesia dan guru para
pemimpin-pemimpin besar di Indonesia.
Tjokroaminoto adalah
pendiri Sarekat Islam, juga menjadi mentor bagi tokoh-tokoh seperti
Semaoen, Alimin, Muso, Soekarno, Kartosuwiryo, hingga Tan Malaka. Guru
Bangsa Tjokroaminoto rencananya akan dirilis akhir Maret 2015
mendatang. Reza akan beradu akting dengan Christine Hakim, Maia
Estianty, Alex Komang, Putri Ayudya, Ibnu Jamil dan Chelsea Elisabeth
Islan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar