Deskripsi
Meningitis adalah sebuah kondisi
ketika selaput (meninges) yang mengelilingi sistem saraf pusat, yaitu
otak dan sumsum tulang belakang mengalami peradangan. Setelah itu,
selaput tersebut akan membengkak. Memang, penyakit ini akan membaik
dengan sendirinya dalam waktu beberapa minggu. Namun, bila dibiarkan
begitu saja dan tidak melakukan pengobatan, penyakit ini akan
menimbulkan komplikasi serius dan semakin lama akan semakin parah.
Jenis
komplikasi yang mungkin akan muncul, antara lain gangguan pada
pendengaran, kerusakan pada otak, gagal ginjal, syok, masalah pada
memori, dan masalah berjalan. Selain itu, risiko kejang dan kerusakan
saraf permanen akan terjadi bila tidak melakukan pengobatan dengan
cepat. Hal itu secara tidak langsung akan mengancam jiwa Anda.
Gejala
Tanda
dan gejala dari penyakit meningitis dapat muncul dalam hitungan jam
atau bahkan lebih dari satu atau dua hari. Tanda dan gejala ini dapat
terjadi pada siapa saja, termasuk pada bayi yang baru dilahirkan. Namun,
ada beberapa tanda yang berbeda antara bayi dengan orang dewasa yang
telah menderita penyakit meningitis. Berikut beberapa gejala yang
mungkin akan dialami oleh anak-anak (usia lebih dari dua tahun) dan
orang dewasa yang telah mengalami penyakit ini:
- Mendadak demam tinggi
- Sakit kepala parah tanpa sebab yang jelas
- Leher kaku
- Mual atau muntah
- Sulit berkonsentrasi
- Selalu mengantuk dan sulit bangun dari tidur
- Sensitif terhadap cahaya
- Tidak nafsu makan dan minum
- Kejang
- Ruam kulit
Sedangkan,
pada bayi yang baru lahir, mereka tidak akan mengalami sakit kepala.
Mereka akan menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut:
- Demam tinggi
- Lebih sering menangis karena merasa tidak nyaman, terlebih ketika diangkat dari tempat tidur
- Sering mengantuk
- Sering marah
- Tidak aktif
- Lesu
- Pola makan buruk
- Terdapat tonjolan di ubun-ubun yang letaknya di atas kepala bayi
- Tubuh dan leher terasa kaku
Penyebab
Jenis
penyakit ini biasanya timbul akibat adanya infeksi virus. Namun, bisa
juga karena infeksi bakteri yang dianggap paling serius dan dapat
mengancam jiwa. Selain itu, infeksi jamur juga bisa menjadi penyebab
dari penyakit meningitis walaupun hal ini jarang terjadi. Biasanya,
infeksi tersebut dapat menular dari satu orang ke orang lain, misalnya
dari batuk, bersin, mencium, berbagi peralatan makan, sikat gigi,
ataupun rokok. Hal itulah yang menjadikan penyakit ini dibedakan menjadi
beberapa jenis sesuai dengan faktor penyebabnya. Berikut penjelasan
selengkapnya:
1. Meningitis bakteri
Jenis penyakit ini
dapat terjadi ketika bakteri masuk ke dalam aliran darah dan kemudian
bermigrasi ke otak dan sumsum tulang belakang. Namun, bakteri tersebut
bisa langsung menyerang meninges sebagai akibat dari infeksi telinga
atau sinus, patah tulang tengkorak, atau setelah melakukan operasi. Ada
beberapa jenis bakteri yang umumnya dapat menyebabkan penyakit
meningitis, yakni:
- Streptococcus pneumoniae (pneumococcus)
Bakteri
ini merupakan penyebab yang paling umum dari penyakit meningitis
bakteri pada bayi, anak-anak, dan orang dewasa di Amerika Serikat. Jenis
bakteri ini juga dapat menyebabkan penyakit pneumonia atau infeksi
telinga atau sinus. Namun, Anda dapat mengurangi risiko terkena infeksi
dengan melakukan vaksinasi.
- Neisseria meningitidis (meningococcus)
Jenis
bakteri ini juga menjadi penyebab utama dari jenis meningitis bakteri
lainnya. Penyakit meningitis yang diakibatkan oleh penyakit ini disebut
dengan istilah meningitis meningokokus dan biasanya terjadi ketika
bakteri hasil infeksi saluran pernapasan masuk ke dalam aliran darah.
Jenis infeksi ini sangatlah menular dan umumnya dialami oleh remaja dan
orang dewasa. Namun, Anda dapat mengurangi risiko terkena infeksi ini
dengan cara melakukan vaksinasi.
- Haemophilus influenzae (Haemophilus)
Bakteri
haemophilus influenzae tipe b (Hib) umumnya menyerang anak-anak dan
menyebabkan penyakit meningitis. Namun, telah dibuktikan bahwa melakukan
imunisasi rutin dengan vaksin Hib dapat mengurangi jumlah kasus dari
jenis meningitis, khususnya di Amerika Serikat.
- Listeria monocytogenes (listeria)
Jenis
bakteri ini dapat ditemukan dalam keju luna, hot dog, dan daging. Pasti
Anda sering mengkonsumsi ketiga jenis makanan tersebut. Namun,
untungnya, orang yang keadaan tubuhnya sehat bila terkena bakteri
listeria tidak akan menjadi sakit. Tapi, bagi ibu hamil, bayi yang baru
lahir, orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah lebih rentan
terinfeksi oleh bakteri ini. Jenis bakteri ini dapat melintasi
penghalang plasenta dan bila sang ibu mengalami infeksi pada akhir
kehamilan, hal itu dapat menyebabkan si bayi meninggal segera setelah
lahir.
2. Meningitis viral
Jenis penyakit meningitis ini
disebabkan oleh infeksi virus, seperti herpes simplex virus, HIV,
gondok, virus West Nile dan lain-lain. Penyakit meningitis viral
tergolong ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya.
3. Meningitis kronis
Meningitis
kronis dapat terjadi ketika organisme tertentu menyerang selaput dan
cairan yang mengelilingi otak Anda. Berbeda dengan meningitis akut,
penyakit ini akan berkembang lebih dari dua minggu atau lebih. Namun,
tanda dan gejala yang ditimbulkan hampir sama dengan meningitis akut,
seperti sakit kepala, demam, dan muntah.
4. Meningitis jamur
Penyakit
meningitis yang disebabkan oleh jamur memang jarang terjadi. Namun,
penyakit ini dapat mengarah kepada meningitis kronis. Penyakit ini tidak
akan menular dari orang ke orang. Salah satu jenis jamur yang sering
mempengaruhi orang dengan defisiensi imun, seperti AIDS adalah
meningitis kriptokokus. Bila tidak segera diobati, yaitu dengan obat
antijamur, penyakit ini dapat mengancam jiwa.
Penyakit meningitis
juga dapat disebabkan oleh beberapa hal lain, seperti reaksi kimia,
alergi terhadap obat, beberapa jenis kanker, dan penyakit inflamasi
seperti sarkoidosis. Namun, masih ada beberapa hal lain yang turut
meningkatkan risiko dari penyakit ini, yaitu:
Lakukan vaksinasi dengan teratur. Sebab, bila Anda sering melewatkannya, risiko meningitis akan lebih tinggi.
Sebagian
besar kasus meningitis virus terjadi pada anak yang usinya masih di
bawah 5 tahun. Sedangkan, meningitis bakteri biasanya mempengaruhi
orang-orang yang usianya masih di bawah 20 tahun.
Ibu
hamil akan lebih berisiko tertular listeriosis, infeksi yang disebabkan
oleh bakteri listeria yang juga dapat menyebabkan penyakit meningitis.
Jika Anda hamil dan memiliki listeriosis, bayi yang ada dalam kandungan
Anda ikut berisiko mengalaminya.
Orang
yang hidup dalam lingkungan yang cenderung berdesak-desakan, akan lebih
berisiko mengalami meningitis meningokokus. Sebab, bakteri sangat
mudah menyebar, misalnya melalui jalur pernapasan.
Bila
Anda menderita penyakit AIDS, diabetes, sering mengonsumsi alkohol, dan
menggunakan obat imunosupresan, sistem kekebalan tubuh Anda akan
melemah. Hal itu akan menyebabkan Anda rentan terserang penyakit
meningitis. Selain itu, apabila Anda pernah melakukan operasi
pengangkatan limpa, risiko terserang penyakit meningitis juga akan
meningkat.Dengan mengetahui faktor penyebab dari penyakit
meningitis yang Anda alami dapat membantu Anda dalam menentukkan rencana
pengobatan.
Pengobatan
Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya bahwa penyakit meningitis bisa saja sembuh
walaupun Anda tidak melakukan pengobatan. Namun, penyakit ini bisa juga
berkembang menjadi lebih perah dan dapat menimbulkan komplikasi, seperti
pada penyakit meningitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Hal ini
sangat membutuhkan pengobatan antibiotik untuk mempercepat proses
pemulihan. Bila Anda menunda pengobatan, hal itu akan meningkatkan
risiko kerusakan permanen pada otak dan berujung kepada kematian.
Untuk
memastikan apakah Anda positif menderita penyakit meningitis atau
tidak, Anda harus memeriksakan diri ke dokter. Biasanya, dokter akan
melakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Ada beberapa jenis pemeriksaan
untuk mendiagnosa penyakit ini, antara lain:
1. Tes darah
Dokter
akan mengambil sampel darah Anda dari pembuluh vena dan kemudian sampel
darah tersebut diuji di laboratorium. Dokter akan meletakkan sampel
darah tersebut pada piring khusus untuk diperiksa di bawah
mikroskop,
apakah darah tersebut ditumbuhi oleh mikroorganisme atau tidak, terutama
bakteri. Setelah itu, dokter mungkin akan menambahkan noda ke sampel
darah tersebut dan kembali diuji di bawah
mikroskop.
2. Tes pencitraan
Pilihan
tes pencitraan, antara lain X-ray dan computerized tomography (CT) scan
. Kedua jenis tes pencitraan tersebut dilakukan dari kepala, dada, atau
sinus untuk melihat apakah terjadi pembengkakan atau peradangan. Jenis
tes ini juga dapat membantu dokter untuk mendeteksi infeksi di daerah
lain dari tubuh yang mungkin berhubungan dengan penyakit meningitis.
3. Spinal tap (pungsi lumbal)
Diagnosis
definitif meningitis memerlukan analisis cairan serebrospinal Anda
(CSF), di mana cairan tersebut dikumpulkan dengan melakukan sebuah
prosedur yang dikenal dengan istilah spinal tap. Pada orang dengan
meningitis, cairan CSF sering menunjukkan kadar gula (glukosa) rendah
diiringi dengan peningkatan jumlah sel darah putih dan meningkatkan
protein. Analisis CSF juga dapat membantu dokter mengidentifikasi
bakteri yang tepat yang menyebabkan penyakit. Jika dokter Anda
mencurigai meningitis virus, ia dapat memerintahkan tes DNA berbasis
yang dikenal dengan istilah polymerase chain reaction (PCR) amplifikasi
atau tes untuk memeriksa antibodi terhadap virus tertentu untuk
memeriksa penyebab spesifik dari meningitis.
Hal ini dapat membantu
untuk menentukan perawatan yang tepat dan prognosis.
Selama
melakukan pemeriksaan, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik
untuk melihat tanda-tanda infeksi pada kepala, telinga, tenggorokan, dan
kulit di sepanjang tulang belakang. Jika Anda benar-benar mengalami
penyakit meningitis, dokter pasti akan merujuk Anda untuk melakukan
pengobatan. Pilihan pengobatan bergantung pada jenis meningitis yang
Anda miliki. Berikut penjelasannya:
1. Meningitis bakteri
Jika
Anda mengalami penyakit meningitis jenis ini, Anda harus melakukan
pengobatan yang tepat, yaitu dengan menggunakan antibiotik intravena
atau dengan obat kortison. Keduanya dapat membantu proses pemulihan
sekaligus mengurangi risiko komplikasi, seperti pembengkakan otak dan
kejang. Jenis antibiotik yang digunakan juga bergantung pada jenis
bakteri penyebab infeksi.
2. Meningitis viral
Jenis
meningitis ini tidak dapat disembuhkan oleh antibiotik. Namun, dari
kebanyakan kasus, jenis penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya
dalam beberapa minggu. Jika Anda mengalami hal ini, Anda harus banyak
beristirahat, minum banyak cairan, mengkonsumsi obat yang dapat
mengurangi demam dan meringankan nyeri pada tubuh. Namun, beda halnya
jika penyakit meningitis yang Anda alami disebabkan oleh virus herpes.
Sebab, sudah tersedia obat antivirus untuk menangani hal itu.
3. Meningitis jamur
Bila
penyakit meningitis yang Anda alami disebabkan oleh jamur, Anda dapat
mengobatinya dengan menggunakan obat anti jamur. Namun, obat ini
memiliki efek samping yang serius. Sehingga, penggunaan obat ini hanya
diperbolehkan sampai laboratorium memberikan konfirmasi bahwa
penyebabnya adalaha jamur.
4. Meningitis kronis
Untuk jenis penyakit meningitis ini, pilihan pengobatan akan didasarkan pada penyebab yang mendasarinya.
Namun,
bila dokter belum mengetahui penyebab dari penyakit meningitis yang
Anda alami, dokter akan memulai pengobatan dengan menggunakan obat
antivirus dan antibiotik di mana hal itu diterapkan hanya untuk
sementara sampai penyebabnya diketahui dengan jelas.
Penyakit
meningitis sebenarnya dapat Anda cegah dengan melakukan imunisasi dengan
teratur. Ada beberapa jenis vaksinasi yang dapat Anda gunakan, yaitu:
- Vaksin haemophilus influenzae tipe b (Hib)
Jenis
vaksin ini dianjurkan bagi beberapa orang dewasa, termasuk mereka yang
memiliki penyakit sel sabit atau AIDS dan mereka yang tidak memiliki
limpa.
- Pneumococcal conjugate vaccine (PCV7)
Jenis
vaksin ini harus rutin didapatkan, khususnya bagi anak-anak yang berusia
dua tahun hingga lima tahun yang berisiko tinggi terserang penyakit
pneumokokus, menderita penyakit jantung kronis, paru-paru, bahkan
kanker.
- Vaksin haemophilus influenzae tipe b dan neisseria meningitidis serogrup C dan Y (Hib-MenCY)
Vaksin
ini dianjurkan untuk anak-anak yang usinya lebih muda dari 19 bulan,
tetapi tidak lebih muda dari 6 minggu, di mana mereka juga berisiko
tinggi mengalami penyakit meningokokus. Vaksin ini diberikan dalam empat
dosis yaitu pada usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan antara usia 12
bulan dan 15 bulan.
- Vaksin Pneumococcal polysaccharide (PPSV)
Anak-anak
dan orang dewasa yang membutuhkan perlindungan dari bakteri pneumokokus
dapat menerima vaksin ini. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
merekomendasikan vaksin PPSV untuk semua orang dewasa yang lebih tua
dari 65 tahun, orang dewasa muda dan anak-anak yang memiliki sistem
kekebalan tubuh lemah atau penyakit kronis seperti penyakit jantung,
diabetes atau anemia sel sabit, dan bagi mereka yang tidak memiliki
limpa.
- Vaksin meningococcal conjugate (MCV4)
Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit merekomendasikan bahwa dosis
tunggal MCV4 diberikan kepada anak-anak usia 11 sampai 12, kemudian
suntikan penguat diberikan pada usia 16 tahun. Bila vaksin pertama
diberikan antara usia 13 tahun dan 15 tahun, suntikan penguat dianjurkan
untuk diberikan antara usia 16 tahun dan 18 tahun. Sedangkan, jika
suntikan pertama diberikan pada usia 16 tahun atau lebih tua, tidak
dibutuhkan suntikan penguat. Jenis vaksin ini juga dapat diberikan
kepada anak muda yang berisiko tinggi terserang penyakit meningitis
bakteri atau bahkan yang telah mengalaminya.Tak hanya itu saja, ada beberapa cara sederhana yang dapat membantu Anda untuk mencegah penyakit meningitis, yakni:
- Mencuci
tangan:Mencuci tangan menjadi cara yang sangat penting untuk dilakukan
guna menghindari paparan dari agen infeksi. Sering-seringlah mencuci
tangan Anda, namun dengan cara yang benar. Jangan hanya membilasnya
dengan air, gunakanlah sabun. Sebab, jika tidak, kuman yang melekat pada
tangan Anda tidak akan hilang.
- Jangan berbagi makanan, minuman, sedotan, peralatan makan, lip balm, atau sikat gigi dengan orang lain.
- Waktu beristirahat cukup
- Olahraga dengan teratur
- Mengonsumsi makanan yang sehat, terutama buah, sayuran, dan biji-bijian
- Ketika batuk dan bersin tutuplah mulut dan hidung Anda
- Ketika
Anda sedang hamil, selektiflah dalam memilih makanan. Hindarilah
daging, hot dog, keju lunak yang terbuat dari susu yang tidak
dipasteurisasi, untuk mengurangi risiko listeriosis