5 Fakta Menarik Tentang Bunuh Diri Di Jepang

Rabu, 10 September 2014
Apabila Kamu tinggal di perkotaan di Jepang cukup lama dan-mungkin mengejutkan kedengarannya-Kamu akhirnya akan memiliki pengalaman tidak menyenangkan saat naik kereta api yang menabrak atau bisa dibilang membunuh manusia. Bahkan jika Kamu tidak mengalami hal itu secara langsung. Apabila suatu hari Kamu berjalan ke stasiun kereta api Tokyo dan melihat lagi keterlambatan kereta yang disebabkan oleh kecelakaan tubuh ( Jinshin jiko ) setidaknya kejadian tersebut berulang dalam waktu mingguan. hal ini pasti cukup membuat Kamu berpikir bahwa Jepang adalah salah satu negara yang banyak terjadi kasus bunuh diri. Hal itu benar. Tapi, itu tidak seburuk pemberitaan media Barat yang Kamu percayai.


Berikut adalah 5 Fakta Menarik Tentang Bunuh Diri Di Jepang :
1. Jepang bukan negara dengan kasus bunuh diri terbanyak di dunia

Sementara Jepang telah menjadi peringkat teratas di dunia dalam bunuh diri di masa lalu, sekarang peringat teratas tersebut dimiliki oleh Greenland, yang menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Greenland adalah negara di mana rata-rata 83 dari 100.000 orangnya mengakhiri hidup mereka sendiri pada tahun 2011. persentasi bunuh diri di Jepang rata-rata 21.4 pada tahun 2013, yaitu tahun terakhir dengan data yang tersedia.


2. Kota bunuh diri di Jepang bukanlah Tokyo

Meskipun Tokyo sering disebut sebagai kota yang dingin, kota megalopolis yang tidak perasaan dan kesepian, tempat dimana pekerja yang hidupnya terbebani masalah finansial dan hanya bisa menutup diri, Tokyo tidak benar-benar kota bunuh diri di Jepang. Meskipun memiliki jumlah tertinggi dalam kasus bunuh diri berdasarkan populasi, Prefektur Iwate di timur laut Jepang mencatat tingkat tertinggi pada presentasi 27.5% kasus bunuh diri per 100.000 orang pada tahun 2013.


3. Pelompat dari Kereta sebenarnya langka

Menurut WHO, mayoritas kasus bunuh diri di Jepang adalah dengan gantung diri. Bedasarkan dengan beberapa data lama ( tahun 2003 ) hanya 2.1% dari kasus bunuh diri laki-laki dan 3.6% perempuan yang bunuh diri mati karena kereta. Overdosis obat, gantung diri, dan bahkan melompat dari bangunan dan tenggelam yang disengaja adalah cara bunuh diri yang lebih banyak digunakan pada tahun yang sama.


4. Presentasinya menurun

Kami baru-baru ini berbicara tentang bagaimana bunuh diri yang umum di Jepang mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Sementara itu, bunuh diri masih jauh dan penyebab utama kematian di kalangan kaum muda di Jepang, statistik yang sebenarnya tidak menakutkan seperti yang sering orang bicarakan. Dengan rendahnya tingkat kejahatan menggunakan kekerasan di Jepang dan kematian oleh sebab-sebab alamiah sebenarnya rendah dalam usia-usia remaja, menurunnya populasi sebenarnya disebabkan oleh faktor keselamatan tempat di seluruh Jepang bukan karena bunuh diri.


5. Penyebab bunuh dirinya sangat umum

Walaupun di Jepang pasti ada budaya malu pada aspek tingginya angka bunuh diri di Jepang, orang umumnya bunuh diri karena kesulitan keuangan dan patah hati. Perceraian, hutang dan kebangkrutan adalah beberapa alasan paling umum untuk bunuh diri di Jepang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar